Pada suatu malam, seorang pencuri memulai aksinya di sebuah rumah orang yang terkenal atas kekayaannya. Dia mulai dengan memanjat pagar dan naik ke atas genteng. Ternyata kehadiran
pencuri tersebut diketahui oleh si pemilik rumah, sehingga si
pemilik rumah harus mengakali si pencuri agar dia bisa tertangkap basah.
Si pemilik rumahpun mulai bercerita kepada istrinya tentang kekayaan yang di dapatkanya selama ini. Ternyata kekayaannya
itu di dapatnya dengan cara mencuri juga. Si pencuri mendengarkan
cerita itu dari atap gentang. Si pemilik rumah mulai bercerita bagaimana cara dia mencuri
agar selalu selamat, yaitu dia mencuri setiap bulan purnama, pada
tengah malam.
Pertama di bukanya dua buah genteng, kemudian dia
biarkan sinar bulan masuk ke dalam rumah, ditutupnya mata,
selanjutnya biarkan sinar bulan menyinari tubuhnya, langkahkan kaki dua kali,
maka tubuhku akan di bawa sinar bulan sampai kelantai rumah, sehingga aku
bisa mencuri dengan mudah, dan begitu pula bila telah selesai mencuri
aku melalukannya dengan hal yang sama.
Sang pencuri yang
mendengarkan pemilik rumah yang sedang bercerita tersebut, dan ia segera
menunda
aksinya, dia akan datang lagi pada bulan purnama. Bulan purnama pun tiba, seluruh penghuni rumah telah siap
dengan semua perlengkapan untuk menangkap pencuri itu. Setelah
tengah malam, datang juga si pencuri tersebut, dia yakin benar yang
dikatakan si pemilik rumah itu.
Dibukanya dua buah genteng, kemudian dipejamkannya matanya, mulai dia langkahkan kakinya ke genten. Glegaaaaaar…blooooooooll…tingg.. gting glegar…….terjatuhlah
dia di lantai dengan lemas tak berdaya, si pemilik rumah telah
meyediakan jaring yang kuat untuk mengikatnya. Si pencuri sangat menyesal sekali karena dia telah ditipu
oleh si pemilik rumah, salah dia sendiri mengapa percaya. Pencuri
tersebut menceritakan semua peristiwa yang dialaminya kepada pihak
polisi, semua orang yang ada di sana pada saat itu tertawa
terbahak-bahak mendengar pengkuan si pencuri itu.